image1 image2 image3

HELLO I'M RISDA C UTAMI|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|THE STORY OF MY LIFE

Mr. Perfect

Kamu pasti pernah mengalami bertemu dengan orang yang super duper memperhatikan segala hal sangat detail dan menginginkan segalanya sempurna. Atau mungkin kamu sendiri yang mempunyai prinsip segalanya harus sempurna. Menginginkan sesuatu hal yang sempurna tidaklah salah. Terkadang kesempurnaan membawa diri kita lebih baik dari orang lain. Namun bagaimana jika prinsip "everything must be perfect" dapat membuat kamu kecewa sendiri atau membuat orang lain bingung menghadapi mu. Mari kita panggil prinsip ini dengan Mr. Perfect.


Mr perfect yaitu seseorang yang mengejar kesempurnaan. Bisa berkonotasi positif dan bisa berkonotasi negatif, Yaa semuanya tergantung pada pola pikir si Mr. Perfect itu sendiri. Definsi dari perfectsionis yaitu secara kompulsif dan tanpa henti mengejar tujuan yang tidak dapat dicapai, dan mengukur harga diri mereka dengan produktivitas dan prestasi.

Mr. Perfect akan menekan diri untuk mencapai tujuan bila tidak sesuai pasti membuatnya kecewa dan cenderung menjadi kritik keras terhadap diri mereka sendiri ketika mereka gagal memenuhi standar bahkan bisa menyalahkan orang lain. Si Mr tidak mau dikatakan gagal bahkan terjebak dalam prilaku pencitraan. Jika kamu merasakan hal tersebut maka kamu berteman dengan " Mr Bad Perfect". Si Mr Bad menganggap kesalahan mereka sebagai tanda cacat pribadi. Bagi orang-orang ini, kecemasan akan potensi kegagalan adalah alasan mengapa perfeksionisme dirasakan sebagai beban baginya.

Terus bagaimana ciri kamu berteman dengan " Mr Good Perfect" nah Mr Perfect yang mempunyai standar maksimal yang sempurna. Namun, bila tak sesuai maka si Mr akan menerima hasilnya walaupun tidak sesuai dengan target idealnya. Si Mr tidak akan menyalahkan siapapun dan malah berfikir idealis yang realistis. Jadi yang berkaitan dengan kesalahan atau kegagalan. Si Good Mr akan berusaha untuk jadi yang terbaik dan bisa mengambil kesalahan (ketidaksempurnaan) sebagai insentif untuk bekerja lebih keras.

Masih bingung membedakannya?
Mr Good Perfect (perfecsionis positif) dimana dia akan berusaha mencapai idealisnya namun dia dapat mengatasi kegagalan dan kesalahnya (ketidaksempurnaan). Namun berbeda dengan Mr Bad Perfect (perfecsionis negatif) dimana dia tidak dapat mengatasi rasa kegagalannya dan kesalahanya (ketidaksempurnaan) menjadi sebuah rasa kecewa atas ketidak sesuaian capaian/target. Sehingga menimbulkan depresi, kecemasan dan prilaku yang tidak sesuai (Maladaptive). Jadi sekarang kamu sudah paham kan berteman dengan siapakah kamu ? dengan Mr Good Perfect atau Mr Bad Pefect.

Sekali lagi saya tekankan sifat perfeksionis bukanlah suatu kesalahan atau prilaku yang harus dihindari. Sifat perfeksionis harus ada dalam diri kita sendiri namun cara mengatasi kegagalan atau kesalahan dari ketidaksempurnaan lah yang harus kita garis bawahi atau kita perhatikan.

Bagi kamu yang tidak tahu ciri-ciri Mr Perfect atau yang ingin menilai tingkat kesempurnaan kamu. berikut saya berikan list bagaimana sikap Perfectsionis ini bekerja :

  1. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Kapan pun kamu melihat ada kesalahan, kamu yang pertama melompat ke sana dan memperbaikinya. 
  2. Kamu memiliki cara yang sangat spesifik di mana segala hal harus dilakukan. Sering kali, orang tidak mengerti dirimu karena kamu sangat spesifik tentang bagaimana segala sesuatunya bisa dilakukan. Selama sesuatu tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan pendekatan kamu, hal itu tidak akan dapat diterima oleh mu. Karena itu, Kamu sering merasa sangat sulit menemukan orang yang tepat untuk bekerja sama dengan mu atau beberapa mungkin merasa sulit untuk bekerja sama dengan kamu. 
  3. Kamu memiliki pendekatan menyeluruh atau tidak sama sekali. Dimana kamu melakukan semuanya dengan baik, atau kamu sama sekali tidak melakukannya. Segala sesuatu di antaranya adalah no - go
  4. Ini semua tentang hasil akhirnya. Kamu tidak peduli apa yang terjadi saat mencapai tujuan atau apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Kamu hanya ingin memastikan bahwa hasil akhirnya tercapai; Jika tidak, kamu akan merasa terganggu, hancur. 
  5. Kamu sangat keras pada diri sendiri. Kapan pun ada yang tidak beres, kamu menjadi sangat sulit pada diri sendiri. Tidak masalah jika itu karena kesalahan kecil atau hanya satu hal kecil. Kamu akan selalu cepat untuk mengalahkan diri sendiri dan merasa sangat buruk tentang suatu kesalahan untuk waktu yang sangat lama (kecewa berat pada diri sendiri). 
  6. Kamu menjadi depresi saat kamu tidak mencapai tujuan mu. Kamu sering memikirkan hasil yang tidak berubah seperti yang dibayangkan. Anda terus bertanya-tanya "Bagaimana jika?" Yang terpenting, kamu merasa bahwa segalanya pasti salah mu jika tidak mencapai standar sempurna dan diinginkan itu. 
  7. Kamu memiliki standar yang sangat tinggi. Apa pun yang kamu tetapkan untuk dilakukan, kamu akan memiliki target yang tinggi. Terkadang, target ini membuat kamu stres tanpa henti. Dan mungkin akhirnya mematahkan leher hanya untuk mencapainya. Pada satu titik, kamu dipegang kembali oleh standar ini saat kamu menunda-nunda dan berhenti mengerjakan tujuan mu karena takut kamu tidak dapat mencapainya. 
  8. Kesuksesan tidak pernah cukup. Apa pun yang kamu lakukan, selalu ada ketinggian yang lebih tinggi untuk dituju. Bahkan saat kamu mencapai X, kamu menginginkan 2X. Bahkan saat kamu mencapai 2X, kamu menginginkan 5X. Di luar keinginan untuk kemajuan ini, berkali-kali kamu tidak bahagia jika kamu tidak mencapai tujuan yang lebih tinggi dan lebih tinggi. Kamu jarang puas dengan status quo dan terus ingin melihat lebih banyak hal yang lebih baik. 
  9. Kamu menunda-nunda hanya untuk melakukan sesuatu pada momen "benar". Kamu terus-menerus menunggu saat yang "tepat" untuk mencapai tujuan mu. Dan hanya ingin memulai saat kamu "siap," sehingga bisa memberikan kualitas kerja terbaik mu. Namun, keadaan "kesiapan" ini sepertinya kadang-kadang datang. Terkadang, "kesiapan" itu tidak pernah muncul saat menunggu untuk menyelesaikan sesuatu. 
  10. Kamu terus-menerus melihat kesalahan saat orang lain tidak melihatnya. Meskipun ini hanya hal biasa saja berarti kamu berorientasi pada hal detail, perfeksionis sering melihat kesalahan, masalah, dari jarak satu mil. Terkadang kesalahan ini nyata. Terkadang mereka tampak membayangkan diri sendiri. 
  11. Kamu sering menghabiskan banyak waktu hanya untuk menyempurnakan sesuatu. Kesempurnaan adalah tujuan akhir. Bukanlah hal yang aneh jika kamu mengorbankan waktu tidur, waktu pribadi, dan uang mu, hanya untuk membawa pekerjaan mu ke tingkat tertinggi. Bagi kamu, itu semua adalah bagian dari pencapaian tujuan mu. 
Dapatkah kamu merasakan ciri-ciri di atas? Dari 11 ciri di atas, berapa yang berlaku untuk mu? saatnya menilai sejauh mana sikap perfeksionis mu.

Agar sikap perfeksionis tidak menjadi ancaman buruk bagi hidup mu dan berubah menjadi perfeksionis negatif. Berikut akan diberikan solusi untuk mengatasi perfeksionis negatif versi Don Gabor :
  1. Tetapkan harapan proposional yang realistis untuk direalisasikan 
  2. Utamakan menyelesaikan pekerjaan dari pada menyempurnakan pekerjaan 
  3. Fokus tugas prioritas besar 
  4. Menetapkan batas waktu maksimum 
  5. Prioritaskan hasil akhir 
  6. Mengubah pola pikir dari idealis tidak realistis menjadi idealis tapi realistis 

Kesimpulannya sebenarnya menjadi perfeksionis telah membantu saya mencapai standar yang sangat tepat dan menambah kemampuan saya dalam banyak hal. sikap perfeksionis telah membantu saya berkinerja baik dalam pekerjaan. Namun perlu disadari kegagalannya dan kesalahanya (ketidaksempurnaan) dijadikan sebagai insentif untuk bekerja lebih keras dan jadilah idealis yang realistis.



Being a perfectionist is not wrong, it's wrong if you blame yourself and the other for imperfection.





reference :

https://en.wikipedia.org/wiki/Perfectionism_(psychology)
https://personalexcellence.co/blog/perfectionism
https://psikologi2009.wordpress.com/2011/04/19/mengenal-perfectionist-positif-dan-perfectionist-negatif/


Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar